Iklan

Rabu, 16 Februari 2011

Keberanian


Selamat pagi, siang , sore, atau malam buat Anda semua. Dalam tulisan saya yang kali ini saya ingin menulis sedikit tentang motivasi, semangat, dan keberanian.
Tadi pagi hingga sore saya menghadiri ssbuah acara sminar motivasi. Dari situ sekarang saya mendapatkan paradigma yang baru, dan menambah wawasan saya mengenai beberapa hal yang sebelumnya tidak dapat saya pikirkan.

Tentunya dalam 'berlayar' di kehidupan ini kita pasti mngalami yang namanya up and down. Namun, kita harus bisa menghadapinya dan melewati dengan berhasil walaupun sangat sulit. Kita tiak boleh brpututs asa dan amit-amit saking putus asa nya sampai melakukan bunuh diri. Na'udzubillahimindzalik. Apa sajakah kiat-kiat/usaha-usaha yang dapat saya sharing mengenai menumbuhkan dan memelihara semangat dan keberanian kita untuk berjuang di muka bumi ini?

1. BERANI
BERANI ADALAH SETENGAH KEMENANGAN. Ya, setengah kemenangan. Saya dapat berikan contoh. Pada waktu itu si pembicara berbicara mengenai pengalaman masa lalunya. Si pembicara selalu menekankan kata 'PD'. Alias percaya diri. Setengah kemenangan, jadi tanpa kepercayaan diri, dan keberanian, maka kemenangan menurutku bisa dipastikan tidak akan tercapai. Brbicara lagi mengenai pengalaman masa lalu si pembicara. Pada waktu kuliah S1 ia adalah orang yang tidak suka berbicara dengan teman-teman permpuannya yang sekelas. Mereka tidak suka dengan hal itu lalu suatu hari prnah brusaha untuk mencegat si pembicara masuk ke dalam kelas ketika akan mulai kuliah. Mereka bertiga atau berempat. Si pembicara adalah seorang laki-laki. Si pembicara tidak langsung masuk ke dalam kelas ketika merekea berusaha mencegat. Dia malah duduk-duduk di depan teras. Mereka menjadi gondok ketika ia tak kunjung mendatangi pintu. Lalu akhirnya mereka berbicara juga dengan dia. Dia dikatai olh mereka seperti ini, "Heh kamu! Kamu ini sok suci gak mau dipegang tangannya!" Ia balas menjawab, "Daripada kamu gak suci, mending aku suci...", katanya dengan setengah bercanda. Lalu sampai ia berkata, "Daripada kamu, tidka PD, mnding saya PD...", sama, setengah bercanda. Intinya ia selalu bisa membalas orang yang mengata-ngatainya. Ia tidak kehabisan akal. Dan tentunya jika ia tadi tidak PD dan tidak berani, maka ia akan diam saja. Sebenarnya saya juga heran kenapa ia tidak masuk saja ketika dicega di depan kelas, toh, mereka kan prempuan. Tapi ia punya akalnya sendiri, strateginya sendiri.

PD dan berani disini saya menekankan pada dua tujuan. Untuk urusan akhirat dan urusan dunia. Untuk urusan akhirat, kita bisa melihat banyaknya kesalahan-kesalahan paradigma orang-orang di zaman sekarang. Minum-minuman keras, judi, sex di luar nikah, aborsi, dsb. Terlalu ekstrim untuk mengatakan aborsi, tapi memang kenyataannya sudah banyak tindakan itu. Dan kita harus berani mengatakan tidak. Kita harus PD dengan agama yang kita bawa. Kita sudah benar, jangan kalah dan takut dengan orang yang salah. Karena barang siapa yang menolong agamannya Allah, maka Allah akan menolongnya. Lagipula, keberanian adalah setengah kemenangan, kok. =)

Untuk urusan dunia, banyak sekali tokoh-tokoh terkemuka yang pandai berpidato, pandai mempengaruhi isi kpalanya seseorang. Mengapakah mereka bisa melakukan itu semua? Itu karena mereka berani mengambil resiko. Dan yakin pada apa yang mereka percayai. Contoh:
a) Presiden Ir. Soekarno. Ia adalah tokoh utama bangsa ini ketika kita masih dijajah jepang dan belanda. Ia sampai jadi tawanan. Ia sampai jadi diculik mahasiswa. Ia selalu berpidato dengan lantang, suara keras, solah-oalh tidak takut pada siapapun dan ragu sama sekali dengan apa yang diucapkannya. Kita jadi merasa berada di bawahnya. Ya, dibawah kemampuannya. Padahal, jika bertarung, mungkin masih banyak yang bisa mengalahkan dia dalam pertarungan. Tapi, orang-orang itupun hanya bisa menonton, mendengar, dan menuruti saja apa kata Ir. Soekarno.
b) Mahatma Ghandi. Ia bukanah orang yang masih muda pada waktu itu. Ia sudah tua sekali, namun bisa menyadarkan orang-orang tentang pemikirannya. Yang lebih membanggakan lagi adalah ia berani berperilaku melawan tanpa kekerasan. Ia berani untuk berargumen bahwa kita tidak perlu melakukannya dengan kekerasan. Dan ia berani mempertahankan pendapatnya. Sampai pada akhirnya tujuannya pun tercapai. Hal ini bahkan membrikan inspirasi kepada tokoh terkemuka yang lain, yaitu seseorang dari Amerka Serikat dengan ras negroid untuk mengakkan hak-hak ras negro. Luther King Jr.namanya.

Tentunya masa kecil dan mudanya orang-orang besar seperti ini juga dilalui dengan luar biasa. "Jika ingin menjadi orang yang luar biasa, berhentilah melakukan yang biasa-biasa saja". Kata motivasi ini memang masuk akal, malahan sangat masuk akal. Padahal, kuncinya hanyalah berani. Namun, prakteknya bagi saya sendiri itu sulit sekali. Saya berharap bahwa saya bisa memberanikan diri dalam semua hal, seperti waktu masih kecil dulu.

2. KUAT PENDIRIAN. Seperti memegang bara api, jika kau memegangnya dengan tidak kuat, maka api nya akan membakar tanganmu, namun apinya tidak akan padam. Jika kau memegangnya dengan kuat, niscaya bara api itu akan mati walau tanganmu terbakar. Jadi peganglah yang kuat. Saya yakin semua orang pasti bisa. Hanya mereka kurang tekun dan sabar di dalam perjuangan mereka masing-masing.
--------

Niscaya kita seharusnya berusaha maksimal saja, biarkan urusan berhasil atau gagal itu di tangan nya Allah SWT.

Terkadang, saya suka mengingat-ingat tentang masa lalu saya yang berlatar belakang suram untuk sebuah kemajuan dalam segi mental. Alih-alih orang-orang hebat sepertinya semuanya memiliki masa kecil dan remaja yang bergairah, penuh semangat, dan optimis, serta didukung oleh lingkungannya. Saya justru selalu ditekan oleh lingkungan saya selama remaja ini. Mulai dari SMP hingga kuliah, sama saja. Walaupun lingkungan positif itu kadang muncul, dan sekarang memang sedang benar-benar ada di tengah-tengah hiruk-pikuk pikiran orang-orang yang berpikiran negatif melulu, namun kesan negatif itu lebih berkesan kepada saya ketimbang pikiran positifnya. Saya memang sedang memiliki semangat juang untuk mengeluarkan saya dari lingkaran setan yang bernama trauma. Yang menghambat saya untuk maju tanpa kenal rasa takut.
Namun, pengalaman yang menyakitakan pada waktu dulu telah membuat saya terlanjur takut untuk merasa sakit yang sama dua kali. Ketika saya TK hingga SD kelas 3, saya bersekolah di Jerman. Budaya jerman tidak seperti di Indonesia yang orang-orang lebih mudah harus bersikap sopan pada yang lebih tua. Ketika saya memasuki SMP kelas 2, saya pernah main di klub basket untuk orang kuliah. Tidak apa-apa saya paling kecil sendiri dan alhamdulillah waktu itu saya tidak malu. Saya masih memiliki semangat dan PD. Muka tembok, tapi itu tidak masalh bagis aya karena saya masih SMP. Lalu suatu hari waktu latihan, ada om-om yang meminta minuman dari botol minum saya, saya memberikannya lalu berkata, "Jangan dikokop ya". Lantas ia langsung marah, tersinggung dngan perkataan saya. Saya gak ngerti kenapa ia marah. Katanya perkataan saya itu tidak sopan pada yang lebih tua. Mungkin karena waktu kecil dulu saya dibesarkan di lingkungan orang Jerman yang memanggil guru mereka dengan kata "kamu". Saya jadi selalu terbawa-bawa budaya menganggap setara setiap orang tidak memandang apakah ia sudah tua atau masih muda. Saya merasa paradigma saya salah di Indonesia ini. Tapi, kalau cuma sekali saya belum percaya. Sampai suatu hari ketika sedang ada acara gitu, dan teman saya juga ada yang sudah kuliah ketika saya SMA kelas 1. Lalu mereka membicarakan sesorang, seperti menggunjing menurut saya. Lalu saya berusaha mnashati mereka, saya mengatakan "Gak boleh gitu". Mungkin bukan apa yang saya maksudkan yang jadi masalah, tapi bagaimana cara saya menyampaikannya yang seperti menganggap mereka teman seumuran. Lalu ada yang di samping saya berkata, "Apa yang gak boleh itu apa?", dengan nada menyindir dan agak marah. Saya langsung berkata, "Gak. Salah ngomong."

Saya selalu merasa bingung dengan kondisi sosial di Indonesia yang prgaulannya terkesan kaku dengan adanya aturan, yang muda harus nurut yang tua. Bagaimana jika yang tua memang salah? Apakah yang muda harus diam saja? Mentang-mentang mereka lahir duluan? Apakah itu mnjamin bahwa pemikiran mereka lebih maju daripada pemikiran yang lebih muda? Keegoisan untuk dihormati. Bullshit!!!!! Bodoh! Budaya bodoh itu. Hanya menghambat proses komunikasi antara kelas umur yang berbeda. Saya lebih senang budaya barat, dan suatu hari saya akan kembali ke barat dan hidup disana! Pokoknya dimana saja yang membuat orang bebas berpendapat, dan tak ada yang merasa tersinggung.
Di pendidikan Indonesia, melawan guru sama saja mencari masalah. Tapi pengalaman saya di Jerman, kita bisa berargumen pada guru, walaupun masih kelas satu SD. Bayangkan! Betapa menghargainya mereka. Kita memang bisa dimarahi, saya juga pernah dimarahi oleh Bapaknya teman saya, yang malah dalam budaya kita orang tua lain tidak seharusnya memarahi anak orang lain, tapi disana terbalik. Anak orang bisa saja kau marahi. Memarahi anak sndiri walau sudah jelas anak tetangga yang salah hanyalah tindakan pengecut. Budaya menghargai orang lain yang berlebihan yang berujung pada mentalitas karena takut. Jika memang benar, kenapa tidak berani berpendapat? Apakah tidak merasa bersalah kepada anak sendri? Bagaimana psikologi anaknya yang bahkan oleh orang yang paling ia percayai saja 'dikhianati'. Waktu SMP saya pernah bermain sepak bola di depan rumah dengan seorang teman, ia menendang bola dan kena helm ibuku lalu pecah kacanya. Saya bermaksud minta ganti kepada orang tuanya. Namun, orang tua nya membelanya dengan alasan bahwa kami bermain bersama-sama, sehingga kita berdua lah yang bertanggung jawab, bukan anaknya saja. Tapi ya pada akhirnya dia juga gak menyumbang apa-apa. Orang tua yang membela anaknya. Bapak saya juga pernah langsung naik darah ketika mendengar bahwa saya akan dipukuli. Ya, melindungi anaknya.
Tapi kenapa budaya hormat ini mesti ada di sini? membuatku susah saja. Akan kaku, ingin mengatakan suatu hal kepada yang lebih dewasa, walau maksudnya bercanda, namun takut nanti malah marah. Kalau yang dewasa menggojlok yang muda sampai parah juga tidak apa-apa. Itu kan namanya penganiayaan. Tidak adil. Kalau mereka berhak brbuat seperti itu pada yang lebih muda, kenapa yang lebih tua harus merasa marah jika mereka tersinggung. Yang lebih muda kan juga bisa tersinggung. Kita jadi harus pandai memilih kata-kata yang pas. Gak bisa asal cplas-ceplos saja.

Apakah di dunia ini ada yang berpikiran sama seperti saya ya?

Kembali ke masalah semangat dan motivasi. Saya sebagian besar mendapakan motivasi dari bukubuku yang saya baca. Melalui pemikiran-pmikiran positif pra penulis untuk mraih sesuatu lalu aya jadi terinspirasi. Untuk lingkungan keluarga hampir tidak pernah begitu. Yang ada hanya celaan, kritik, dan hal-hal ngatif lainnya yang mengakar ke sel-sel otakku. Aku bersyukur masih memiliki semangat untuk maju walaupun memiliki masa lalu yang kurang mendukung. Saya merasa seperti selalu berjuang sendiri. Dan kenyataan waktu SMA pernah mengalami yang namanya kesepian parah sampai-sampai pernah menjadi trauma juga. Mungkin kalau sekarang lingkungan saya tiadk membaik, kenangan dan perasaan pada waktu-waktu itu bisa muncul kembali dan menjadikan saya seorang pemberontak.

Tapi saya menancapkan visi saya tinggi, dan berdoa semoga saya bisa berhasil menggapai apa yang sudah saya bumbung tinggi-tinggi. Dengan seminar kemarin, saya bersyukur bahwa saya kembali mendapatkan inspirator dan motivator bgi diri saya sendiri. "Minta dengan shobar dan sholat", itulah salah satu kata dari bapak penceramah. Just walk the talk kata pencramah kedua. Kalau kunci sukses ada pada keinginan yang kuat, saya harap hanya dngan memiliki keinginan yang sangat kuat saya bisa melakukan apa saja yang saya mau.

JANGAN BIARKAN MEREKA MENAKUT-NAKUTI PIKIRANMU. KARENA ITULAH KEBANYAKAN HAL YANG DILAKUKAN BANGSA INDONESIA KEPADA SESAMA BANGSANYA SENIDIRI. MENJATUHKAN YANG LBIH TINGGI KARENA IRI DAN DENGKI, HAUS KEKUASAAN, PERANG, KORUPSI, YANG MEMBELA KEBENARAN MALAH DIBERANTAS, BERBAGI DAN MEMBANTU PADA KEBURUKAN. JANGAN PERNAH BIARKAN, JANGAN PERNAH BIARKAN, JANGAN PERNAH BIARKAN SIAPAPUN MENGGANGGU PIKIRANMU TENTANG YANG MANA YANG BAIK DAN YANG MANA YANG BURUK. KARENA BELUM TENTU MERKA BENAR, DAN KAU HARUS BERANI UNTUK MEMBUTKTIKAN BAHWA KAU LAH YANG BENAR ITU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar