Iklan

Sabtu, 12 Januari 2013

2012 sebagai pelajaran dan 2013 sebagai lembaran baru

Hei, apa kabar? Mudahan baik-baik saja...
Langsung saja disini aku mau cerita tentang pengalaman-pengalamanku yang berharga di tahun 2012 ini. Tahun 2012, merupakan tahun yang sangat berkesan bagiku, karena di tahun ini aku telah berani untuk melakukan suatu hal yang sebelum-sebelumnya tidak pernah aku lakukan. Di tahun ini aku merasa memiliki nilai bagi orang lain. Di tahun ini aku lebih mengenal teman-temanku, dan berkenalan dengan banyak orang baru.

Tahun 2012, awal tahun ini aku mulai dengan penuh harapan akan sebuah cita-cita yang ingin aku capai. Cita-cita ku untuk mengembangkan UKM Taekwondo IMTelkom menjadi sebuah UKM yang besar, berprestasi, dan di-favoritkan di kampusku. Syukurnya, perjalanan aku dan teman-teman semua untuk mewujudkannya tidaklah lancar-lancar saja. Semua susah payah dilewati dengan sabar, gigih, dan senang hati.

Berawal dari ditinggalnya kami oleh pelatih kami yang sudah tidak bisa melatih lagi karena faktor keadaan, namun juga tidak memberi izin untuk digantikan posisinya, maka latihan pun berjalan dengan seadanya dan hal itu berpengaruh pada performa dan kemampuan anggota. Aku, yang sedang menjadi ketua merasa bertanggungjawab terhadap hal itu, namun apa daya ku, aku tidak ingin memperkeruh suasana dengan memperburuk hubungan kami dengan pelatih kami. 

Ditambah dengan semakin sedikitnya peminat membuat UKM ini menjadi UKM yang sepi. Untuk mengatasinya, aku dan teman-teman berinisiatif untuk membuat sebuah workshop tentang bela diri untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa/i kampus pada UKM kami. Di workshop ini, kepanitiaan juga dilaksanakan dengan sedikit sekali sumber daya manusia. Dan aku harus turun tangan mulai dari membuat proposal pengajuan dana, menghubungi pembicara dan lain sebagainya. Sungguh suatu masa yang sangat meletihkan bagiku waktu itu dan bagi teman-teman yang lain. Namun syukur Alhamdulillah acara dapat berjalan dengan sukses, walau ada kendala di bagian sertifikat yang telat dibagikan kepada peserta. Namun, semuanya terbayarkan. Walau, peminat juga tidak bertambah banyak.

Di semester genap tahun ajaran baru aku langsung berinisiatif untuk membuat poster yang di-desain agak lucu tentang info latihan kami. Syukurnya, dengan poster tersebut peminat mulai berdatangan. Mereka pun langsung kami ajak untuk mengikuti UKM fair dan tampil di acara UKM fair bersama para anggota tetap yang lama. Lantas, pendaftar di UKM kami mencapai 90 orang! Angka yang sangat menyenangkan bagi kami walau kami tahu nantinya angka tersebut akan terpangkas dengan berlalunya waktu, namun hal itu tidak kami pikirkan, tidak kami hiraukan, dan kami tetap pada pikiran positif dan rasa syukur akan pencapaian ini. Beberapa bulan berlalu dan peminat baru menjadi sekitar 40 orang, setengah lebih mengikuti acara Gasuku alias makrab yang kami adakan. Di acara ini mereka kami didik untuk mencintai UKM kami. Kami harap mereka akan setia dan selalu berkontribusi untuk melestarikan UKM kami tercinta.

Di penghujung tahun, aku menyerahkan jabatanku pada juniorku yang berkompeten untuk dipercayakan jabatan ketua. Aku harap dia dan semua kabinetnya akan selalu semangat dan tidak akan melupakan UKM kami sedetikpun. Aku percaya, ia dapat melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik.

Begitulah sekilas cerita singkat tentang hal-hal yang aku lalui di dalam kehidupanku di tahun 2012. Kini, 2013 tengah dimasuki dan kehidupan harus tetap dilanjutkan. Aku tentu tidak ingin melewati tahun ini tanpa arah dan tanpa target. Di tahun ini, aku ingin dedikasikan diriku untuk cita-cita ku kembali. SEORANG KOMIKUS. Itulah yang aku selalu dambakan sejak aku masih duduk di bangku SMP.

Di pertengahan tahun 2012, aku sempat berpikir bahwa aku tidak benar-benar berminat dan memiliki passion di bidang perkomikan. Aku telah berpikir ulang dan merasa bahwa sebenarnya keinginan tersebut aalah keinginan semu dan tidak tulus dari hati. Seolah-olah hal itu hanyalah sebuah janji pada diri sendiri yang ingin aku pegang teguh dan wujudkan untuk diriku.



Namun ternyata aku salah.



Di awal tahun 2013, setelah aku menyerahkan jabatanku sebagai ketua, aku merasa kehilangan. Kehilangan apa yang sepanjang tahun aku usahakan dan miliki dengan teman-temanku. "Sekarang aku sudah tidak dibutuhkan lagi disini", begitulah pikirku pada waktu itu. "Sekarang aku tersesat dan tidak memiliki nilai lagi". Mungkin salah satu alasan mengapa aku jadi kepikiran untuk memulai usahaku yang dulu, sewaktu aku masih menahan kantuk untuk latihan menggambar di malam hari. Sewaktu aku menghabiskan lembar demi lembar kertas polio bergaris hanya untuk dapat bisa menggambar telapak tangan dengan benar. Kalau kuingat-ingat, hal itu jadi terasa lucu. Lucu karena sekarang hal itu bertolak belakang dengan hal tersebut. Mungkin aku hanya haus akan "nilai" sebagai manusia di mata orang lain. Ingin mendapatkan status melalui prestasi. Dimana prestasi itu adalah mendapat karier di bidang perkomikan ini. Ya, mungkin itulah salah satu penyebabnya. Tapi, aku tahu di dalam hati kecil ini ada suara yang berbisik, "kau harus jadi seorang komikus karena itulah keinginanmu yang jujur". Aku tahu dari orang-orang bahwa gaji seorang komikus tidaklah terlalu banyak, namun aku tetap menginginkannya. Aku bukan ingin jadi komikus supaya bisa dapat uang atau ketenaran. Aku hanya ingin. Cukup.

Salah satu hal yang benar-benar membuatku terpukul adalah karena gambarku yang jelek. Aku merasa bahwa diriku mungkin tidak cocok di dunia perkomikan dimana gambar menjadi salah satu hal yang fundamental.

Kemarin malam, aku mendapatkan motivasi dari teman-teman sekelas ku ketika aku main ke kosan mereka. Awalnya sih ngerjain tugas... Temanku berkata, "Orang yang bisa satu hal namun spesialis akan lebih dibutuhkan dan dihargai daripada orang yang bisa semuanya namun setengah-setengah". Disitu aku berpikir. Apa yang benar-benar aku inginkan? Dan jawabannya kembali, "menjadi komikus".

Keesokan paginya, aku menghadiri sebuah undangan dari Ormawa di kampusku bersama ketua UKM Taekwondo yang baru. Ia satu angkatan dibawahku, alias, juniorku. Namun pikirannya lebih bijak. Ia berpesan padaku bahwa aku harus memasrahkan usaha dan tujuanku pada yang diatas. Mungkin aku memang terlalu sombong selama ini serta beranggapan bahwa segala sesuatu yang aku punyai selama ini itu adalah hasil dari usahaku sendiri.

Yang aku tangkap, Tuhan telah menegurku. Tuhan telah memberikan jawabannya atas sholat istikhoroh yang dulu aku kerjakan.

Bahwa aku sebaiknya tetap berusaha untuk jadi seorang komikus, tetap berusaha, tetap belajar, dan tetap bertawakal pada-Nya. Insya Allah, usahaku akan membuahkan hasilnya suatu hari. Dan aku insya Allah tidak akan melupakan semua teman-teman yang telah memberi dukungan dan semangat padaku. Terimakasih kawan-kawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar