Iklan

Selasa, 07 Agustus 2012

Jangan hanya mengambil, berilah

Semalam aku bermimpi sesuatu yang membuatku tersadar untuk lebih bersyukur lagi dalam menjalani hidup ini. Di mimpi itu ada orang yang aku sayangi yang buta. Di mimpi itu ceritanya beliau memang buta semenjak lahir. Tapi, namanya juga mimpi aku ga bisa protes atau heran karena pada kenyataannya beliau tidaklah buta. Di mimpi itu singkatnya terjadi suatu hal yang agak mengharukan. Kucium beliau dan beliau pun menangis. Dan aku juga ikut mau menangis. Kata beliau beliau bangga padaku karena atas apa-apa yang sudah aku lakukan selaman ini dan masih memperdulikan beliau apalagi dengan keadaan buta beliau.

Disitu aku terbangun karena dibangunkan temanku untuk sahur. Dan aku membayangkan bagaimana jika hal yang kumimpikan itu kenyataan. Dan bagaimana apabila yang kumimpikan itu menimpa kepadaku. Tentu mimpiku untuk jadi komikus atau kesenanganku dalam hal kesenian akan sirna begitu saja tanpa ada harapan atau kesempatan lagi untukku. Aku akan jadi orang yang tidak mampu berkarya (yang menggunakan indera mata).


Lalu aku mengingat kembali segala pikiran-pikiran negatif dan rasa kufur-ku pada nikmat-nikmat Tuhan yang telah Ia berikan kepadaku selama ini. Selama ini aku tidak pernah kekurangan harta, keluargaku lengkap, aku dapat pendidikan, kendaraan pribadi. Tapi aku masih suka mengeluh dengan hal-hal sepele. Suka marah dengan hal-hal yang tidak bisa kudapatkan, dan suka mendendam terhadap hal-hal buruk yang pernah terjadi di masa lalu. Dengan menghiraukan bahwa aku masih diberikan nikmat mata yang belum dicabut.


Lanjut, beberapa jam setelahnya aku mulai nge-net, twitteran dan menemukan sebuah twit orang yang kurang lebih isinya begini: "ga apa aku ga bisa BELANJA DI LUAR NEGERI tapi aku masih memiliki KELUARGA, DAN TEMAN-TEMAN yang berharga". Pikirku secara instan, "belanja di luar negeri? buset ini orang keinginannya tersier banget sementara ada orang yang bahkan bisa beli di domestik aja sudah senang". Dan singkat cerita aku kembali teringat ke mimpi yang tadi. Untuk bersyukur...


Liat-liat TL lagi dan aku ketemu temanku waktu SMA nge-twit tentang protesnya dia terhadap struktur kota Samarinda yang jelek. Kupikir percuma saja berkoar-koar di media sosial ga bakalan didengerin. Kemudian aku balas twit dia: "Tapi ga tahu caranya gimana. Ga tahu step-step yang harus diambil apa" (untuk membuat sebuah perubahan). Lalu dia balas lagi: "speak out, blg ke semua org dgn smua cara cerdas klo keadaan ini udah ga bener, jabarin masalahnya bagus klo ada solusinya". Yang kepikiran di kepalaku itu dengan membuat gambar-gambar atau komik-komik.


Selama aku kuliah selama tiga tahun aku jarang bertemu dengan teman yang punya visi seperti temanku yang satu itu. Kalau pun ada biasanya mereka dari ITB. Seperti teman SD ku yang barusan kemarin kami berhubungan lagi setelah 11 tahun tidak bertemu, aku melihat twit-twit dia di profile-nya dan ia bahkan nge-twit kalau ia harus menciptakan perubahan bagi Indonesia dalam 5 tahun mendatang. Yang kepikran di kepalaku, "Apa anak-anak ITB memang seperti ini semua ya? Mulai dari Pandji, lalu teman 2 teman SD ku yang masuk ITB juga sama, andaikan aku diterima di ITB waktu itu pasti aku dapat teman-teman yang lebih produktif". Tapi bukan berarti teman-teman ku di institut ku yang sekarang tidak ber-visi. Aku sendiri masih kalah sama mereka. Seharusnya aku sadar diri. Dan seharusnya aku bukan hanya berkeinginan untuk meraih cita-cita serta mengubah Indonesia menjadi lebih baik, namun mulai beraksi untuk mewujudkannya. Diriku yang takut gagal seharusnya dibuang saja ke laut :)


Lalu aku berpikir lebih dalam tentang semua yang sudah kumengerti dari semalam sampai subuh tadi, mulai dari mimpiku sampai baca twit-twit teman-temanku tadi. Dan aku menyadari bahwa sebenarnya ada begitu banyak orang yang perduli sekali dengan bangsa ini maupun dengan orang-orang kecil. Walaupun ada juga orang yang sinis dan apatis, tapi di dunia ini memang selalu ada langit dan ada bumi, ada hitam ada putih. Dan  aku jadi berpikir untuk memberi lebih banyak daripada yang selama ini sudah kuberikan. Berikan apa saja yang bisa kuberikan untuk siapa saja. Dan berhenti mengeluh dan menjadi tamak dengan berusaha mendapatkan apapun yang nafsuku katakan. Dan justru fokus pada keinginan-keinginan tertentu saja.


Jika kau berpikiran sama denganku, mari kita berusaha. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar