Iklan

Sabtu, 12 November 2011

Puisi2an

Setiap malam seperti bintang jatuh, aurora di langit membuat mataku patuh
Tuk memandang dengan tiada henti, hingga ia menghilang pergi dan menepi
Dunia terasa bagaikan sepi, sepi hilang, lalu kembali
Sama seperti pasang surut nya air laut, di dua belahan dunia yang berbeda kita terpaut
Kau seperti tersesat dan diberi 3 alternatif jalan berbeda
Yang manakah yang akan kau pilih tuk kau lewati?
Jika berjalan kaki itu lambat, maka kau bisa bersepeda,
Tapi ingat jangan buru-buru, pilihlah jalanmu dengan hati
Biarlah ia menunggumu dan menanti
Jika itu memang takdirmu sebelum mati
Maka ia pasti akan kau dekati
Tak seperti pohon kaktus, diriku begitu rakus
Walau begitu ku tahu, ku hanya bisa memilih satu
Satu dari seribu, yang akan kupanggil ratu
Hanyalah satu, yaitu kamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar