Iklan

Kamis, 26 Mei 2011

Mulai praktek sejak dini

Untuk menjadi lebih produktif logikanya SDM harus lebih banyak melakukan. Yang saya pernah alami semasa pendidikan saya di Jerman ketika masih TK-SD kelas 3 dengan pendidikan yang saya dapat di Indonesia sewaktu saya kembali ke Indonesia terletak pada PRAKTEK. Mata pelajaran di Indonesia itu lebih sulit ketimbang mata pelajaran di Jerman. Namun, di Jerman kita belajar dengan seimbang antara praktek dan teori.

Saya berpendapat bahwa sistem pendidikan mengenai masalah teori-praktek ini sangat besar pengaruhnya ke depan terhadap para siswa. Beberapa keuntungan mengenai pelajaran yang lebih ke praktek akan saya sebutkan:
1. Dengan praktek, seseorang akan menemukan sebuah pengalaman di dalam hidupnya. Misalkan saja seorang anak belajar di sekolah tentang Fisika tapi teorinya saja. Baiklah ia akan tahu rumus-rumus Fisika, tapi apa ia akan menggunakannya untuk kehidupan pribadinya kelak? Apa ia akan mengaplikasikannya untuk mempermudah kehidupannya nanti dengan memanfaatkan ilmu yang telah ia pelajari tadi? Syukur bila ia bisa membuat teknologi inovatif. Dengan praktek, seseorang akan mempunyai pengalaman sehingga ia berani untuk mencoba di kemudian hari. Mencoba menggunakan ilmu yang telah dipelajari di sekolah untuk kehidupan nyata, mengaplikasikannya. :D
2. Praktek berarti melakukan. Artinya itu adalah sebuah wujud tindakan. Walaupun praktek mata pelajaran di sekolah bukan seperti tindakan besar seperti merintis usaha, tapi ada kesamaan, yaitu tindakan. Jadi, dengan terbiasa praktek, seseorang akan berani dan terbiasa gagal, namun akan bangkit kembali untuk memperbaiki kesalahannya. Logikanya tidak mungkin seseorang bisa 100% langsung bisa. Pasti kegagalan akan pernah dialami. Indonesia ingin menjadi produktif? Indonesia harus berani gagal! Untuk itu pendidikan moral secara tak langsung melalui pelajaran yang lebih ke praktek akan sangat membantu membangun pribadi yang lebih kuat dan berjiwa besar.

Kemudian untuk masalah kesukaran mata pelajaran, sebaiknya sejak SD mata pelajaran tidak usah dipersulit. Anak SD diberi ilmu kimia, ya Tuhan...ia bahkan masih belajar untuk menulis. Logikanya belum akan bisa sampai, kecuali kita berharap semua anak sebangsa kita jenius. Jadi sistem pendidikan yang menurunkan standarnya akan membantu siswa untuk lebih semangat belajar. Karena tidak akan merasa telalu tertekan dengan kesukaran pelajaran, ditambah dengan mata pelajaran yang begitu banyak. bayangkan apabila seseorang anak kelas akselerasi harus belajar setiap hari dan ulangan harian nyaris setiap hari dengan pelajaran-pelajaran yang sukar itu?


Sekian ide saya untuk Indonesia :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar