Iklan

Selasa, 13 Agustus 2013

Seandainya Dunia Memiliki Satu Pemerintahan

Saya memiliki sebuah ide. Ide untuk mengubah dunia. Tapi, ini hanya ide, bukan sesuatu yang hendak saya lakukan karena saya tak mampu untuk melakukannya, dan saya juga tidak tahu apa yang harus saya perbuat untuk mewujudkannya.

Saya memiliki khayalan bahwa dunia ini hanya memiliki satu pemerintahan. Tidak ada negara-negara. Tidak ada perbedaan kebijakan dalam mengatur aspek manapun. Jika aku dapat mengatur dunia ini sekehendak hati saya, itulah yang akan saya wujudkan. Karena, kita dapat melihat bahwa kehidupan orang-orang di United States of America misalnya, berbeda dengan kehidupan orang-orang yang tinggal di Ethiopia, misalnya. Itu adalah fakta. Dan apa penyebabnya? Menurut saya ada tiga penyebab utama.

Yang pertama adalah lanskap negara itu sendiri. Misalnya, lanskap di negara-negara Arab yang rata-rata gurun dengan lanskap Indonesia yang kaya dengan Sumber Daya Alam jelas memiliki perbedaan potensi yang amat besar.

Perbedaan nomor dua adalah masyarakatnya. Misalnya di USA, masyarakatnya sudah pintar-pintar membuat alat-alat berteknologi tinggi, sedangkan di Indonesia hal itu masih kurang dijumpai. Hal itu akan menimbulkan perbedaan kualitas hidup, karena pada dasarnya teknologi ada untuk mempermudah kehidupan manusia.

Hal yang ketiga yakni, pemerintahnya. Pemerintahan yang korupsi, dan tidak tegas menegakkan aturannya, dengan pemerintahan yang memperhatikan masyarakatnya dari segi manapun tentu akan memberikan dampak yang berbeda pada kesejahteraan masyarakatnya.

Ketiga hal itu tentu berbeda-beda di setiap negara. Ada negara yang kekurangan Sumber Daya Alam, ada yang kekurangan Sumber Daya Manusia. Nah, sekarang bagaimana jika negara yang kekurangan Sumber Daya Alam dipasok oleh negara yang Sumber Daya Alam-nya berlimpah, dan negara yang Sumber Daya Manusia-nya kurang dipasok oleh negara yang Sumber Daya Manusia-nya bagus.

Maksud saya begini, bayangkan jika seluruh dunia ini hanya diatur oleh satu pemerintahan. Maka semua manusia di muka bumi ini akan menjadi perhatian dari pemerintahan ini. Setiap manusia akan diperhatikan kesejahteraannya secara setara. Pendidikan disetarakan di kota maupun desa selayaknya di Jepang. Pembangunan akan dibuat sebagus di negara-negara barat secara merata. Dan daerah-daerah tandus akan mendapat pasokan Sumber Daya Alam dari daerah yang kaya Sumber Daya Alam secara gratis. Lupakan sistem ekspor dan impor. Lupakan nilai mata uang. Tidak ada lagi kata keserakahan di dunia ini. Semua daerah akan saling membantu dengan keunggulan daerahnya masing-masing.

Tentunya kebudayaan setempat tidak akan dilupakan, daerah-daerah tetap diberi pendidikan tentang nenek moyang mereka dan kebudayaan mereka masing-masing, dan hal itu bisa menjadi potensi untuk membuat mereka mengembangkan pariwisatanya masing-masing.

Perbedaan agama? Saya bayangkan bahwa semua orang di muka bumi ini saling toleransi dan tidak ada tindakan terorisme. Serta saya harap bahwa tempat-tempat ibadah yang kontroversial seperti Yerusalem dapat dibagi antar penganut agama yang berbeda. Tidak ada keegoisan. Semuanya bebas.

Jika hal itu terwujud, maka dunia ini akan sangat indah.

----> Ide ini saya utarakan sebagai suatu pertanyaan untuk didiskusikan di SoulPancake dan banyak orang yang tidak setuju. Hal itu sangat wajar karena untuk mewujudkannya diperlukan usaha yang sangat besar dan saya rasa orang serakah pasti terus ada. Pasti pemerintahan yang tunggal akan berbuat sewenang-wenang dan kesejahteraan yang merata bagi setiap umat manusia tinggallah harapan kosong. Ada yang menyebutnya sebagai totalitarianisme. Tapi perlu diingat bahwa totalitarianisme adalah suatu gaya pemerintahan. Tidak peduli apakah yang diatur adalah sekecil kota ataupun seluruh dunia. Totalitarianisme dapat didefinisikan sebagai "suatu sistem politik di mana negara memegang otoritas total atas masyarakat dan berusaha untuk mengontrol semua aspek kehidupan publik dan swasta bilamana perlu". Namun bukan seperti itulah dunia utopia yang saya bayangkan.

----> Di dunia khayalan saya, saya membayangkan bahwa semuanya hidup dalam damai dan tidak ada perang. Yah, namanya juga khayalan. Tapi salah satu respon di SoulPancake membantah hal ini dan berargumen bahwa perang tidak akan pernah bisa dihindari. Bukan perang antar negara, tapi diganti dengan istilah 'civil war', atau perang saudara. Memang benar, perang kepentingan tidak mungkin dihindari. Bagaimanapun setiap kepala memiliki idealismenya masing-masing yang tidak selalu sama. Ada pula yang menyebutkan bahwa perang berdasar kepentingan 'minyak' akan tetap terjadi. Mungkin dia tidak mengerti ide saya tentang subsidi silang Sumber Daya Alam di atas tadi.

----> Suatu ide yang berbeda dari seseorang responden yang berpendapat bahwa bukanlah pemerintah yang menyelesaikan masalah, namun masyarakat. Dia berpendapat bahwa jika kita terlalu bergantung pada pemerintah maka kita akan gampang ditipu oleh pemerintah. Menurut saya ide itu ada benarnya juga, tapi ada salahnya juga. Benarnya, memang benar masyarakat seharusnya lebih aktif dalam membangun masyarakatnya sendiri, kita tidak bisa terlalu berpangku tangan. Sebagai contoh, di Los Angeles, Amerika Serikat ada suatu komunitas 'Guerilla Gardening' atau 'Berkebun Gerilya' yang kegiatannya mencari tempat-tempat cocok di kota Los Angeles untuk ditanamin tanaman. Mereka secara sukarela membantu pemerintah mereka menghijaukan kota Los Angeles. Link video--> Guerilla Gardening. Di Indonesia gerakan tersebut mungkin sudah dilakukan oleh 'Indonesia Berkebun' yang sudah tersebar di beberapa kota. Tapi, di satu sisi ide bahwa masyarakat harus menyelesaikan masalahnya sendiri juga tidak terlalu bagus. Mungkin sang responden tidak hidup di lingkungan di mana sistem transportasinya jelek. Mungkin semua fasilitas publik di tempat dia tinggal sudah tersedia dengan baik dan bersih. Tapi sayang, tidak semua negara merasakan hal tersebut. Dan itulah tugasnya pemerintah, kalau bukan mereka yang mengatur kejesahteraan masyarakat dan fasilitas publik, untuk apa mereka menjabat sebagai pejabat negara? Untuk mendapat gaji buta?

----> Respon lain dengan ide yang berbeda datang dari seorang responden:
"Saya pikir apa yang Anda usulkan adalah mungkin, tapi itu akan memerlukan banyak kemajuan manusia, dan saya tidak akan mengharapkan hal itu dalam salah satu kehidupan kita. Butuh terlalu banyak orang, dan terlalu banyak ide. Paling-paling, kita mungkin bisa untuk mengatur beberapa negara, dipisahkan oleh wilayah dan benua. Disini akan menjadi saran terbaik:

Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada)
Amerika Selatan-Tengah (Amerika Tengah dan seluruh Amerika selatan, menyimpan Brazil)
Karibia (Jamaika, Kuba, Republik Dominika, dll.)
Sebuah Brazil independen (karena hambatan bahasa)
Eropa (UE dasarnya lebih terpusat, ditambah negara-negara seperti Swiss dan Norwegia, dan Balkan)
Afrika (Terdiri dari sebagian besar, jika tidak semua, negara-negara Afrika Sub-Sahara)
Arabia (Terdiri dari Timur Tengah, Afrika Utara, dan kemungkinan Afghanistan dan Pakistan)
Asia Tengah (Terdiri dari sisa "-stan" negara, ditambah kemungkinan entri lain seperti Georgia)
Rusia
Cina (sudah cukup besar)
West Pacific Lands (Korea, Jepang, Taiwan, dan Filipina)
Besar India (The India benua, ditambah Tibet)
Asia Tenggara (semua negara Asia yang tersisa di daratan, termasuk Laos, Kamboja, Vietnam, dan Burma)
Kepulauan Tengah (Semua pulau-pulau yang lebih besar antara India dan Australia, termasuk Indonesia, Timor Leste, dan Malaysia)
Oceania (Australia dan Selandia Baru)
Pacifia (terdiri dari Mikronesia, Melanesia, dan Polinesia)

Masih akan ada beberapa sisa, seperti, mungkin, Vatikan tapi saya pikir ini meliputi sebagian besar dari itu. masih akan ada beberapa daerah pasti, seperti Turki, tapi itu bisa diselesaikan. Bahkan dengan daftar ini, masih ada 18, dan saya tidak berpikir kita bisa mendapatkan daftar jauh lebih kecil dari ini".

Ide yang brilian. Menyatukan penduduk dunia berdasarkan kebudayaan dan rumpun adalah lebih mudah dan mungkin sebagai langkah awal.

----> Ada yang tidak setuju karena ia berpendapat bahwa kebutuhan masyarakat di suatu tempat tidak sama dengan kebutuhan masyarakat di tempat yang lainnya, dan oleh karena itu jika memiliki satu pemerintahan maka kebijakan yang mono/tunggal akan tidak efektif. Sekali lagi, sepertinya responden ini tidak menangkap ide saya bahwa pemerintahan yang satu bukan berarti bahwa kebijakan yang diambil di semua daerah harus seragam.

----> Akhirnya sebuah respon yang positif datang dari seseorang:
"Sebuah federasi dunia bisa menekankan keragaman manusia dan kesatuan tujuan bersama.
Liga Bangsa-Bangsa di San Francisco setelah perang dunia kedua adalah upaya pertama, PBB adalah upaya kami saat ini.
Persoalan kita sebagai manusia tidak mengenal batas dan keinginan kolektif kita tidak tetap lokal."

Kira-kira begitulah ide saya. Apa komentar Anda terhadap ide saya tersebut? Silakan berikan komentar Anda di bawah! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar